Mengenal Rustono, Raja Tempe dari Grobogan yang Berhasil Taklukkan Pasar Tiga Benua

300x600 adsense
336x280 adsense

Belajar Membuat Tempe dari 60 Lebih Pengrajin di Indonesia

Setelah memiliki niat keluar dari pekerjaan, selama empat bulan sepulang kerja Rustono mencoba membuat tempe. Sayangnya, masih tetap gagal seperti sebelumnya. Akhirnya, pria ini memutuskan untuk pulang ke Indonesia.

Produk Rustono [image: source]
Ia pun mengunjungi sang ibu sembari belajar membuat tempe ke lebih dari 60 pengrajin. Di antaranya pembuat tempe dari Solo, Semarang, Grobogan, Jogja, hingga Bogor.

Tempe Buatannya Terus Menerus Ditolak Berbagai Restoran Jepang

Sepulang dari Indonesia, Rustono langsung mempraktekkan ilmu yang ia dapat. Dan, 20 tempe pertama buatannya laku terjual pada orang Indonesia di Jepang. Tiap hari, ada saja orang-orang Indonesia yang membeli tempe Rustono. Tapi semakin hari, jumlahnya semakin menurun. Rustono pun mencoba menawarkan produk buatannya kepada pemilik resto, hotel, catering, dan sebagainya.

Tempe buatan Rustono [image: source]
Sayangnya, tak ada satupun dari mereka yang menerima. Hari pertama, Rustono menawarkan ke 10 tempat dan kesemuanya menolak. Hari berikutnya 15 tempat yang menolak, hari selanjutnya 20 tempat menolaknya, begitu seterusnya. Mulai putus asa, Rustono pun memakan tempenya sendiri. Suatu hari Rustono menawarkan tempenya hingga ke 30 tempat, namun masih saja tak aja yang mau menerima. Kesal, ia pun membagikan tempe-tempe itu secara gratis.

Keberuntungan dari Seorang Wartawan

Di tengah keterpurukan karena penolakan tempenya, musim salju datang dan membuat produksi tempe terhambat. Sempat mengalami keputusasaan, istri Rustono mengingatkan mimpi untuk bisa membuat tempe buatannya tersebar di seluruh Jepang. Karena itu, Rustono pun berusaha bangkit dan memutar otak. Akhirnya ia pun menemukan ide 
336x280 adsense dan 300x250 adsense

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengenal Rustono, Raja Tempe dari Grobogan yang Berhasil Taklukkan Pasar Tiga Benua"

Posting Komentar